Analisis Ahli: QZ8501 Naik Hindari Badai, Tapi Terbang Terlalu Pelan


Jakarta - Sejumlah analisis muncul soal nasib pesawat AirAsia QZ8501. Pengamat penerbangan internasional terkemuka Geoffrey Thomas menduga QZ8501 terjatuh karena terbang terlalu pelan saat menghindari badai.

Dikutip dari dailymail.co.uk, Senin (29/12/2014), Thomas mengaku telah mendiskusikan data-data terkait QZ8501 dengan sejumlah pilot berpengalaman. Dari hasil diskusinya, dia menduga AirAsia QZ8501 itu bergerak terlalu pelan saat naik menghindari badai petir.

"QZ8501 terbang terlalu pelan, sekitar 100 knot. Artinya, pesawat itu terbang 160 km lebih lambat dari yang seharusnya," ulas Thomas.

Thomas menduga pilot QZ8501 mencoba menghindari badai petir dengan naik lebih tinggi. Namun pesawat itu naik dengan kecepatan yang kurang. "Kondisinya mirip kecelakaan Air France AF447 di tahun 2009," ujar penerima banyak penghargaan di dunia industri penerbangan ini.

"Saya melihat plot di radar yang menunjukkan pesawat ada di ketinggian 36 ribu kaki, dan terus naik dengan kecepatan 353 knot, yang berarti 100 knot lebih lambat dari yang seharusnya. Jika radar itu benar, maka pesawat bergerak terlalu lambat untuk ketinggian tersebut," sambung Thomas.

"Pada dasarnya pesawat itu terbang terlalu pelan pada ketinggian tersebut, udara terlalu tipis, sayap tidak mendukung dengan kecepatan itu, dan Anda jatuh," pungkasnya.

0 comments:

Post a Comment